Tangisan Al-Ma\\
Pagiku seperti hari --- hari biasa, anak -- anak akan menunggu panggilan nama untuk menyetor hafalan mereka, satu --persatu nama ku sebutkan telah maju dan duduk dihadapanku.
Ayat per ayat mereka lafadz kan begitu merdu dan syahdu, dengan iringan tartil yang begitu menyentuh.
Ada juga ayat per ayat dengan terbata-bata mereka lantunkan, tapi mereka tetap semangat walaupun kandas dan sendat.
Giiliran berikutnya nama yang ku panggil maju dengan berani, sambil memegang Al-Qur'annya duduk dihadapanku, iya nama nya Khairunnisa Yusuf, gadis kecil nan manis, sambil melafazkan Ta'awudz dan basmalah, memulai lah ia menyetor surah Al-Ma'arij, tepat berhenti pada ayat ke 7 mulailah terdengar suara terbata-bata di ikuti dengan butiran air mata yang mulai mengalir, fokusku mulai hilang sekejap, sembari ku menutup Alqur'an yang ku pegang, ku bertanya padanya; ada apa, kenapa ? lama ia besuara, "tidak ustadzah; jawabnya" kemudian ia menangis lagi sambil sesenggukan.
Aku biarkan dia menangis sejadi -- jadinya, sampai ia berhenti dengan sendirinya, setelah itu ia lanjutkan kembali hafalannya.
Al-Ma'arij yang masih tersendat, membuat ia tampak murung dan bersedih, selesai ayat terakhir, akupun bertanya kembali padanya, "apa yang membuat kamu menangis Nisa" ? Sambil terisak ia pun menjawab, padahal beta sudah hafal ustadzah, tapi kenapa beta lupa; Masya Allah dia membuatku bingung menjawabnya, bukan lupa tapi kamu, terlalu bersemangat untuk menuntaskannya.
Mungkin Al-Ma'arij masih mau berlama-lama denganmu, itu lah jawabku,
Al-Ma'arij surah ke-70: 44 ayat yang artinya (Tempat-tempat Naik).